Adanya wabah covid 19, membuat masyarakat mengalihkan banyak hal dari offline menjadi online. Termasuk dalam dunia pendidikan. Pembatasan aktivitas di sekolah membuat banyak kegiatan harus diselenggarakan secara online. Menyikapi hal ini, Jurusan Matematika FMIPA UM menyelenggarakan Pelatihan Pemetaan Kemampuan Siswa dalam Mengerjakan Soal Tes Menggunakan Model Rasch di SMA Laboratorium UM Kota Malang. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari yakni tanggal 21 September dan 23 September 2020. Kegiatan yang dihadiri oleh kurang lebih 40 guru SMA Laboratorium UM ini diselenggarakan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan di era pandemi COVID 19. Tujuan dari kegiatan ini adalah membantu para guru dalam memetakan kemampuan siswanya dalam mengerjakan soal ujian daring menggunakan model Rasch. Kegiatan ini merupakan bagian dari salah satu tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Tim dosen selaku pelaksana kegiatan diketuai oleh Ibu Vita Kusumasari, S.Si, M.Pd, Ph.D dengan anggota Ibu Dra. Sapti Wahyuningsih, M.Si, Ibu Azizah S.Pd, M.Si dan Bapak Asmianto, S.Si, M.Si. Kegiatan diawali dengan sambutan yang diberikan oleh Kepala SMA Laboratorium UM, Ibu Rosdiana Amini, M.Pd dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh tim dosen Jurusan Matematika UM. Pada hari pertama, pelatihan diisi dengan penjelasan model Rasch dilanjutkan dengan instalasi dan penyiapan data pada software Ministep. Model Rasch merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk memetakan kemampuan siswa serta menganalisa instrumen tes yang digunakan saat evaluasi pembelajaran. Untuk memudahkan analisa ini, digunakan software Ministep yang dirancang khusus untuk model rasch dan dapat diperoleh secara gratis. Pada hari kedua, tim dosen memaparkan materi analisis output software ministep untuk data dikotomi maupun data politomi. Beberapa output dapat dengan mudah diperoleh menggunakan software ministep kemudian dianalisa untuk memetakan kemampuan siswa. Dengan pelatihan ini diharapkan para guru mendapat wawasan dalam menganalisa kemampuan siswa sekaligus software yang mendukung. Karena di era disrupsi ini, guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan dalam hal pedagogi, tetapi juga memiliki wawasan yang luas terhadap perkembangan teknologi pendidikan.